BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar balakang.
Yang
melatar belakangi kami menyusun makalah ini adalah selain untuk
memenuhi tugas yang di berikan ke pada kami jaga untuk menambah wawasn
kami baik itu dalam penyusunan makalah juga penguasaan materi,karna
sebagai mahasiswa,kami harus menguasai materi yang di berikan pada
kami.Mengenai materi yang kami susun ini yaitu konsep dasar pendidikan
jasmani.Di masyarakat banyak kita timui presepsi yang keliru tentang apa
itu pendidikan jasmani,sering kali pendidikan jasmani di samakan dengan
olahraga,meskipun terdapat kemiripan tapi pendidikan jasmani dan
olahraga itu berbeda. Untuk itu dengan tersusunnya makalah ini
setidaknya dapat membantu menyamakan konsep konsep dasar dalam
pendidikan jasmani sehingga menjadi persepsi yang sama.
1.2 Rumusan masalah.
Ø Apa konsep dasar pendidikan jasmani ?.
Ø Apa pengertian pendidikan jasmani ?.
Ø Bagaimana hubungan pendidikan jasmani dengan bermain dan olahraga.?.
Ø Apa tujuan pendidikan jasmani ?.
Ø Bagaimana ruang lingkup pendidikan jasmani ?.
1.3 Tujuan.
Ø Mengetahui konsep dasar pendidikan jasmani.
Ø Memahami pengertian pendidikan jasmani.
Ø Memahami hubungan pendidikan jasmani dengan bermain dan olahraga.
Ø Mengetahui tujuan pendidikan jasmani.
Ø Mengetahui ruang lingkup pendidikan jasmani.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pendidikan Jasmani.
Pendidikan
Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental,serta emosional.Dalam
proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan
olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan
lain-lain).
Pelaksanaannya
bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat
kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual,
emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus
mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan
dapat mencapai tujuan pengajaran.
Konsep
pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan
pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes,
perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan
titik persamaan dalam tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang
hayat untuk mencapai kesehatan.
2.2 Pengertian Pendidikan Jasmani.
Istilah
pendidikan jasmani yang telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia,
cukup lama menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala
istilah itu diganti dengan istilah olahraga. Dampak dari perubahan
tersebut sangat luas dan mendalam, terutama terhadap struktur dan isi
kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman juga
terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hampir selalu hanya
dikaitkan dengan kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi
atau sebatas pencapaian derajat kebugaran jasmani.Banyak pengertian
pendidikan jasmani menurut pakarnya antara lain
Jenny (1961).Pendidikan Jasmani
merupakan suatu proses yang bertujuan meningkatkan prestasi manusia
melalui aktiviti fizikal yang berkaitan dengan pemilikan dan penghalusan
kemahiran-kemahiran motorik; pembangunan dan pemeliharaan kecerdasan
untuk kesehatan optimum dan keadaan baik; memperoleh pengetahuan, dan
pembangunan sikap-sikap positif terhadap aktiviti fizikal
Williams (1964)
berpendapat bahawa Pendidikan Jasmani memberi pendidikan melalui
aktiviti fizikal dan matlamatnya mempengaruhi semua perkembangan fizikal
termasuk perkembangan mental dan sosial.
Barrow (1971, 1983)
menyatakan Pendidikan Jasmani dalam konteks pengalaman pendidikan
menyeluruh’ dan berkait dengan hal seumur hidup setiap individu.
Baley & Field (1976),
satu proses pengubahsuaian dan pembelajaran berkenaan organik,
neuromaskular, intelektual, sosial, budaya, emosional dan estetik, hasil
melalui aktiviti-aktiviti fizikal yang terpilih dan agak rancak.
Freeman (1977, 1992)
menegaskan bahasa Pendidikan Jasmani meliputi pembangunan fizikal dan
mental dan menumpu pada tiga domain pendidikan, iaitu psikomotor,
kognitif dan afektif.
Lumpkin (1990)
berpendapat Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses yang membolehkan
individu mempelajari kemahiran-kemahiran fizikal, mental dan sosial
serta tahap kecergasan yang tinggi.
Dauer (1995)
berpendapat Pendidikan Jasmani ialah sebahagian daripada program
pendidikan yang menyeluruh, yang memberi sumbangan pada asasnya melalui
pengalaman-pengalaman pergerakan kepada perkembangan dan pembangunan
keseluruhan kanak-kanak.
Dari
pengertian dari beberapa ahli diatas umunnya sama yaitu suatu
proses,program pendidikan yang menyeluruh,melalui fizikal dan mental
dan menumpu pada tiga domain pendidikan, iaitu psikomotor, kognitif dan
afektif.atau dengan kata lain berkait dengan hal seumur hidup setiap
individu.
2.3 Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga.
Dalam
memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan
hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah
yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks
kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau
masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara
lebih konseptual.
Bermain
pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak
kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga
di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan
bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata
suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih
dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang
lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan
aktivitas kompetitif.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.
Di
atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita
tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga
tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau
rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi
sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena
aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.
Di
pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain
maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau
tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana
dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas
jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani
bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk
mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun
keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
Bermain,
olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan
ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika
digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks
dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga
tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga
profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya
misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga.
Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan
kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara
eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
2.4 Tujuan Pendidikan Jasmani.
- Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
- Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
- Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
- Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
- Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2.5 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani.
a) Permainan
dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi
gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik,
kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas
lainnya.
b) Aktivitas
pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran
jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas
senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
f) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
g) Kesehatan,
meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari,khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang
sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat
dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan
aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Pendidikan
Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari system pendidikan
secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial).Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas
individu, baik dalam hal fisik, mental,serta emosional.
Konsep
pendidikan jasmani erat kaitannya dengan bermain (play) dan
olahraga.karna melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat
melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk
tujuan-tujuan kependidikan.Namun
Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas
dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan
olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.
3.2 Saran.
Konsep
dasar merupakan suatu hal yang sangat penting,lebih lebih kita sebagai
mahasiswa.Dengan kata lain bila dalam hidup kita tidak mempunyai suatu
konsep,hidup kita tidak bakalan teratur,untuk itu konsep dasar penjas
harus kita ketahui dan kita pahami,agar kedepannya kita tidak selalu
berpedoman pada konsep yang tidak benar atau keliru.
DAFTAR PUSTAKA
www.pojokpenjas.Blogspot.com
http://falsafah-pendidikan-jasmani.html
http://konsep-dasar-pendidikan-jasmani..ac.id//html
http://Pendidikan Jasmani dan Olahraga Di Lembaga Pendidikan (bag 2) « Bengkel Pak Santosa.htm
http://Pendidikan_jasmani. ac.id//htm
http://plugin-204-pendidikan-jasmani. ac.id//pdf